PSIKOLOGI REMAJA AWAL
I.
PENDAHULUAN
Masa
remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa. Berkaitan
dengan masa ini, remaja mengalami perkembangan mencapai kematangan fisik,
mental, sosial, dan emosional. Masa awal perkembangan remaja menunjukkan dengan
jelas sifat-sifat masa transisi dan peralihan. Peralihan tidak berarti terputus
dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih
pada sebuah peralihan dari tahap perkembangan sebelumnya ke tahap berikutnya. Artinya,
apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekas pada apa yang terjadi
sekarang dan yang akan datang. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa
anak ke masa dewasa, dan pada masa ini individu mengalami perubahan-perubahan
jasmani, kepribadian, intelektual, dan peranan di dalam keluarga maupun di
lingkungan. Sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan sebagai konsekuensi
dari masa peralihan atau masa transisi ini.
II.
PERKEMBANGAN FISIK
Pertumbuhan
fisik remaja merupakan pertumbuhan yang paling pesat. Remaja tidak hanya tumbuh
dari segi ukuran (semakin tinggi atau semakin besar), tetapi juga mengalami
kemajuan secara fungsional, terutama organ seksual atau “pubertas”. hal ini
ditandai dengan datangnya menstruasi pada perempuan dan mimpi basah pada
laki-laki.
Pertumbuhan adalah suatu proses
perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinue dan berlangsung dalam
periode tertentu. Perubahan ini berkisar hanya pada aspek-aspek fisik individu.
Pertumbuhan itu meliputi perubahan yang bersifat internal maupun eksternal.
Pertumbuhan internal meliputi perubahan ukuran alat pencernaan makanan,
bertambahnya ukuran besar dan berat jantung dan paru-paru, bertambah sempurna
sistem kelenjar kelamin, dan berbagai jaringan tubuh. Adapun perubahan eksternal
meliputi bertambahnya tinggi badan, bertambahnya lingkar tubuh, perbandingan
ukuran panjang dan lebar tubuh, ukuran besarnya organ seks, dan munculnya atau
tumbuhnya tanda-tanda kelamin sekunder.
1.
Pertumbuhan
Fisik Remaja
a.
Karakteristik Pertumbuhan Fisik
Pesatnya pertumbuhan fisik pada masa remaja seringkali menimbulkan kejutan
pada diri remaja. Pakaian yang dimilikinya seringkali menjadi cepat tidak muat
dan harus membeli lagi. Terkadang remaja dikejutkan dengan perasaan bahwa
tangan dan kakinya terlalu panjang sehingga tidak seimbang dengan besar
tubuhnya. Pada remaja putri ada perasaan seolah bahwa tanpa dibayangkan
sebelumnya kini buah dadanya membesar. Oleh karena itu, seringkali gerak-gerik
remaja menjadi canggung dan tidak bebas.
Pada remaja pria, pertumbuhan lekum menyebabkan suara remaja menjadi parau
atau membesar untuk beberapa waktu. Pertumbuhan kelenjar yang mencapai
kematangan mulai berproduksi menghasilkan hormon. Akibatnya, remaja mulai
merasa tertarik kepada lawan jenisnya. Ketertarikannya yang disebabkan oleh
berkembangnya hormon menyebabkan remaja pria mengalami mimpi basah. Pada remaja
putri, perkembangan hormon menyebabkan mereka mulai mengalami menstruasi yang
seringkali pada pertama kali mengalaminya, menimbulkan kegelisahan.
b.
Perubahan Fisik
Datangnya masa remaja, ditandai oleh adanya perubahan-perubahan fisik,
terutama dalam hal perubahan yang menyangkut ukuran tubuh, perubahan proposisi
tubuh, perkembangan ciri-ciri seks primer, dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder.
Pertumbuhan yang terjadi pada fisik remaja dapat terjadi melalui
perubahan-perubahan, baik internal maupun eksternal.
v Perubahan
Internal
Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari
luar. Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Perubahan
tersebut adalah:
F Sistem
Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau
berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-otot di perut
dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah berat dan
kerongkongan bertambah panjang.
F Sistem
Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia
tujuh belas atau delapan belas, beratnya dua belas kali lebih berat pada waktu
lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat
kematangan bilamana jantung sudah matang.
F Sistem
Pernafasan
Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada
usia tujuh belas tahun; anak laki-laki mencapat tingkat kematangan baru
beberapa tahun kemudian, satu atau dua tahun setelah usia anak perempuan.
F Sistem
Endoktrin
Kegiatan kelenjar kelamin yang meningkat pada masa
remaja menyebabkan ketidakseimbangan sementara dari seluruh sistem kelamin pada
masa awal remaja. Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi,
meskipun belum mencapai ukuran yang matang sampai akhir masa remaja atau awal
masa dewasa.
F Jaringan
Tubuh
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia
delapan belas tahun. Jaringan selain tulang, khususnya bagi perkembangan otot,
terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran yang matang.
v Perubahan
Eksternal
Perubahan dalam tubuh seorang remaja yang mengalami datangnya masa remaja
ini terjadi sangat pesat. Perubahan yang terjadi, dapat dilihat pada fisik luar
anak. Perubahan tersebut ialah:
F Tinggi Badan
Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi matang pada
usia antara tujuh belas dan delapan belas tahun, rata-rata anak laki-laki
kira-kira setahun setelahnya. Perubahan tinggi badan remaja dipengaruhi asupan
makanan yang diberikan, pada anak yang diberikan imunisasi pada masa bayi
cenderung lebih tinggi dari pada anak yang tidak mendapatkan imunisasi. Anak
yang tidak diberikan imunisasi lebih banyak menderita sakit sehingga
pertumbuhannya terhambat.
F Berat Badan
Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama
dengan perubahan tinggi badan, perubahan berat badan terjadi akibat penyebaran
lemak pada bagian- bagian tubuh yang hanya mengandung sedikit lemak atau bahkan
tidak mengandung lemak. Ketidakseimbangan perubahan tinggi badan dengan berat
badan menimbulkan ketidakidealan badan anak, jika perubahan tinggi badan lebih cepat
dari berat badan, maka bentuk tubuh anak menjadi jangkung (tinggi kurus),
sedangkan jika perubahan berat badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan,
maka bentuk tubuh anak menjadi gemuk gilik/gembrot (gemuk pendek).
F Proporsi
Tubuh
Berbagai anggota tubuh lambat laun, mencapai
perbandingan tubuh yang baik. Ciri tubuh yang kurang proposional pada masa
remaja tidak sama untuk seluruh tubuh, ada pula bagian tubuh yang semakin proposional.
Ada tiga jenis bentuk tubuh yang menggambarkan keanekaragaman perubahan
proposisi tubuh, yaitu endomorfik, mesomorfik dan ektomorfik. Endomorfik banyak
lemak sedikit otot (padded). Ektomorfik sedikit lemak sedikit otot (slender).
Mesomorfik sedikit lemak banyak otot (muscular).
F Organ
Seks/Ciri Seks Primer
Baik laki-laki maupun perempuan organ seks mengalami
ukuran matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai
beberapa tahun kemudian (dewasa).
F Ciri-ciri
Seks Sekunder
Ciri-ciri seks sekunder yang utama, perkembangannya
matang pada masa akhir masa remaja. Ciri sekunder tersebut antara lain ditandai
dengan tumbunya kumis dan janggut pada laki-laki sedangkan pada wanita ditanda
dengan membesarnya payudara.
2.
Pengaruh
Pertumbuhan Fisik Terhadap Tingkah Laku
Perubahan fisik hampir selalu dibarengi
dengan perubahan perilaku dan sikap. Keadaan ini seringkali menjadi sedikit
parah karena sikap orang-orang yang berbeda di sekelilingnya dan sikapnya
sendiri dalam menanggapi perubahan fisik itu. Konsisten dengan konsep dasar
bahwa individu merupakan satu kesatuan psikofisik yang tidak dapat
dipisah-pisahkan, maka pertumbuhan fisik mempunyai pengaruh terhadap tingkah
laku. Dalam masa remaja, perubahan yang terjadi sangat mencolok dan jelas
sehingga dapat mengganggu keseimbangan yang sebelumnya sudah terbentuk.
Perilaku mereka mendadak menjadi sulit diduga dan seringkali agak melawan norma
sosial yang berlaku.
Seberapa jauh perubahan pada masa
remaja akan mempengaruhi perilaku sebagaian besar tergantung pada kemampuan dan
kemauan anak remaja untuk mengungkapkan keprihatinan dan kecemasannya kepada
orang lain sehingga dengan begitu ia dapat memperoleh pandangan baru dan yang
lebih baik. Reaksi efektif terhadap
perubahan tersebut ditentukan pula oleh kemampuan untuk berkomunikasi. Karena
berkomunikasi merupakan cara untuk mengatasi kecemasan yang selalu disertai
tekanan.
Perubahan pada masa remaja sering mempengaruhi sikap
dan perilakunya yaitu:
·
Ingin menyendiri
·
Bosan
·
Inkoordinasi
·
Antagonis Sosial
·
Emosi yang meninggi
·
Hilangnya Kepercayaan Diri
·
Terlalu sederhana
3.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
fisik individu, yaitu:
a)
Faktor Internal
F Sifat
Jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya
Anak cenderung
dapat lebih tinggi atau panjang dari anak lainnya jika ayah dan ibunya atau
kakeknya bertubuh tinggi dan panjang, begitupun sebaliknya.
F Kematangan
Pertumbuhan fisik seolah-olah seperti sudah
direncanakan oleh faktor kematangan. Meskipun anak itu diberi makanan yang
bergizi, tetapi kalau saat kematangan belum sampai, pertumbuhan itu tetap
seperti tertangguhkan.
b)
Faktor Eksternal
F Kesehatan
Anak yang sering sakit-sakitan pertumbuhan fisiknya
akan terhambat, sebaliknya anak yang sehat akan lebih bagus pertumbuhannya.
F Makanan
Anak yang
kurang gizi pertumbuhannya akan terhambat, sebaliknya yang cukup gizi
pertumbuhannya akan lancar.
F Stimulasi
lingkungan
Individu yang tubuhnya sering dilatih untuk
meningkatkan percepatan pertumbuhannya akan berbeda dengan yang tidak pernah
mendapat latihan.
III.
PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perkembangan
kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar,
berpikir, dan bahas.Kematangan kognitif yang terjadi pada masa remaja, yaitu
interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang
semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak.
Seorang
remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara
biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia
kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima
begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan
antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu
remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja
mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah
cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
Tahap formal operations adalah suatu
tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir secara abstrak. Seorang remaja
tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman yang benar-benar
terjadi. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir dengan
fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau
penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai
tahap operasi konkret yang hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu
hal. Hal ini memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis. Remaja sudah mampu
memikirkan suatu situasi yang masih berupa rencana atau suatu bayangan. Remaja
dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek
pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu memperkirakan
konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang dapat
membahayakan dirinya.
Pada tahap ini, remaja juga sudah
mulai mampu berspekulasi tentang sesuatu, dimana mereka sudah mulai
membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif yang
terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk
berpikir lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai
peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu
tujuan di masa depan.
Salah satu bagian perkembangan
kognitif masa kanak-kanak yang belum sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah
kecenderungan cara berpikir egosentrisme. Yang dimaksud dengan egosentrisme di
sini adalah “ketidakmampuan melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain”.
Hal ini juga diungkapkan sebagai salah satu bentuk cara berpikir egosentrisme
yang dikenal dengan istilah personal fabel
“Personal fable adalah keyakinan remaja bahwa
diri mereka unik dan tidak terpengaruh oleh hukum alam. Belief egosentrik ini
mendorong perilaku merusak diri [self-destructive] oleh remaja yang berpikir
bahwa diri mereka secara magis terlindung dari bahaya. Misalnya seorang remaja
putri berpikir bahwa dirinya tidak mungkin hamil [karena perilaku seksual yang
dilakukannya], atau seorang remaja pria berpikir bahwa ia tidak akan sampai
meninggal dunia di jalan raya [saat mengendarai mobil], atau remaja yang
mencoba-coba obat terlarang [drugs] berpikir bahwa ia tidak akan mengalami
kecanduan. Remaja biasanya menganggap bahwa hal-hal itu hanya terjadi pada
orang lain, bukan pada dirinya”.
IV.
PERKEMBANGAN
PSIKOSOSIAL
Salah satu
tugas perkembangan yang
paling sulit pada
masa remaja adalah penyesuaian sosial.
Pada masa ini
remaja paling banyak
menghabiskan waktu mereka
di luar rumah bersama dengan teman sebaya mereka,
sehingga bisa difahami apabila teman sebaya sangat berpengaruh
terhadap sikap, cara
bicara, minat, penampilan,
dan perilaku remaja. Perubahan
dalam perilaku sosial
terlihat dengan adanya
perubahan dalam sikap dan
perilaku dalam relasi
heteroseksual, mereka yang
tadinya tidak menyukai keterlibatan lawan
jenis menjadi menyukai
pertemanan dengan lawan
jenis. Secara umum dapat
dikatakan bahwa minat
terhadap lawan jenis
meningkat. Selain itu, perubahan sosial
yang terjadi dengan
adanya nilai-nilai baru
dalam memilih teman, dimana
sekarang remaja lebih
memilih yang memiliki
minat dan nilai-nilai
yang sama, bisa memahami
dan membuat merasa
aman, dapat dipercaya
dan bisa diskusi mengenai hal-hal yang tidak bisa
dibicarakan dengan guru atau orang tua. Pada masa ini pun remaja memiliki
keinginan untuk tampil
sebagai seorang yang
populer dan disukai oleh
lingkungannya.
1)
Pencarian Identitas
Pencarian identitas yang didefinisikan Erickson sebagai konsepsi koheren
diri, terdiri dari tujuan, nilai, dan keyakinan
yang dipercayai sepenuhnya oleh
orang yang bersangkutan,
yang menjadi fokus selama
masa remaja.
F ldentitas
- Kekacauan ldentitas
Di
mana remaja mencoba
mengembangkan pemahaman diri
yang koheren termaksud peran
yang akan ia jalani di masyarakat.
F Status ldentitas - Krisis dan Komitmen
Status identitas,
istilah dari Marcia untuk kondisi
perkembangan diri yang
bergantung pada ada atau tidaknya krisis dan
komitmen -Macia membedakan empat
tipe status identitas, yaitu:
·
Identity
achievement, status identitas
yang ditandai oleh komitmen untuk
menjalani berbagai pilihan yang
dibuat setelah krisis, periode
yag dijalani dengan mengekplorasi
pilihan-pilihan.
·
Foreclosure, status
identitas dimana seseorang tidak
menghabiskan waktunya untuk mempertimbangkan berbagai
altematif (yang tidak pernah
berada dalam krisis) dan komitmen untuk
menjalani rencana orang lain
untuk hidupnya.
·
Moratorium, status identitas saat seseorang mempertimbangkan
berbagai altematif dalam krisis) dan tampa knya akan menjalani komitmen.
·
ldentity
diffusion, status identitas yang ditandai dengan ketiadaan
komitmen dan kurangnya pertimbangan
serius terhadap berbagai alternatif.
2)
Perbedaan Gender
dalam Pembentukan ldentitas
Perbedaan gender
dalam pembentukan identitas lebih
di lihat pada harga diri antara
laki-laki dan perempuan. Harga
diri laki-laki berhubungan dengan
usaha untuk meraih pencapaian
individual, otonomi dan kompetisi. Sedangkan harga diri perempuan lebih
bergantung pada hubungan dengan orang
lain: menangani tanggung jawab,
serta kemampuan mereka
untuk merawat orang lain dan juga
diri mereka sendiri.
3)
Faktor Etnik dan
Pembentukan Ldentitas
Empat
tahapan dari identitas etnik berdasarkan status
dari identitas marcia:
F Diffuse, tidak sama
sekali melakukan eksplorasi mengenai
suku bangsanya dan tidak
memahami secara jelas
isu-isu yang terkait.
F Foreclose,
sedikit atau tidak sama
sekali melakukan ekplorasi mengenai
suku bangsanya tetapi memiliki
perasaan yang jelas mengenai suku bangsanya.
F Moratorium, mulai
rnengekplorasi suku bangsanya
tetapi bingung mengenai makna
bagi dirinya.
F Achieved, telah
melakukan ekplorasi suku bangsanya dan mernahami serta rnenerima suku bangsanya.
4)
Orientasi
Seksual dan ldentitas
orientasi seksual
seseorang biasanya menjadi isu
yang penting: apakah orang tersebut
secara konsisten tertarik pada
lawan jenis (heterosekual), pada sesama
jenis (homoseksual), atau kedua jenis kelamin (biseksual).
5)
Hubungan dengan
Keluarga, Teman Sebaya, dan Orang Dewasa
Usia menjadi
hal kuat yang mengikat
pada masa remaja. Remaja menghabiskan
lebih banyak waktu bersama
teman sebaya dan lebih sedikit
dengan keluarga. Akan tetapi
sebagian besar nilai-nilai dasar remaia
tetap lebih dekat dengan nilai-nilai orang tua
mereka. remaja yang paling merasa aman
memiliki hubungan yang
kuat dan penuh dukungan dari
orangtua yang memahami cara
remaja melihat diri mereka sendiri,
mendorong mereka untuk bisa
mencapai kemandirian dan
meyediakan ternpat aman
di saat remaja mengalami
tekanan emosi.
6)
Remaja
dan Keluarga
F Remaja
dan Orang tua
Hubungan antara remaja
dan orang tua dipengaruhi oleh situasi kehidupan
orang tua itu sendiri-pekerjaan,
dan status sosial ekonomi.
F Konflik
Keluarga
Konflik keluarga
dapat muncul karena
kecepatan pertumbuhan remaja untuk mendapatkan kemandirian' Perdebatan
sehari-hari seperti tugas
dirumah, pakaian, uang, dll merupakin isu yang kecil
yang akan mengarah pada
hal*ral yang lebih serius
misalnya seks, narkoba,
dll. Tingkat dari putusnya hubungan
keluarga bepusat pada kepribadian remaja dan perlakuan
orang tua terhadap rernaja.
F Gaya Pengasuhan
Gaya pengasuhan
yang dipilih oleh
para orang tua dalam mendidik
dan membesarkan anaknya sangat berpengaruh dalam pertumbuhan
anak, khususnya bagi anak remaja.
Dan apahrila orang tua dalam mengasuh
anaknya sangatlah ketat, terkadang
juga dapat membuat
anak mencari dukungan dan penerimaan
dari teman sebaya dengan
segala cara.
F Struktur Keluarga,
Pekeriaan lbu, dan Tekanan
Ekonomi
Banyak faktor
yang mempengaruhi
perkembangan anak pada tahap ini seperti tidak memiliki seorang ayah, orang
tua tinggal bersama tanpa
menikah, dan orang tua yang bekerja
di luar rumah. Dampak yang
sangat mempengaruhi psikologis anak yaitu perceraian dari orang tua mereka.
F Remaja
dan Saudara Kandung
Remaja kurang dekat dengan
saudara kandung dibandingkan
dengan orangtua dan teman. Saudara kandung yang lebih tua cendrung
memiliki perasaan yang
berbeda tentang perubahan
hubungan mereka. saat saudara
yang lebih muda beranjak
dewasa, saudara yang lebih
tua melihatnya menjadi asetif sebagai gangguan.
4.
Remaja Dan
Permasalahannya
Sejalan dengan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja, mereka juga dihadapkan pada
masalah-masalah yang berbeda dari tugas
pada masa kanak-kanak. Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan,
termasuk pada masa remaja, individu memiliki masalah-masalah perkembangan yang harus
diselesaikan. Apabila masalah-masalah tersebut berhasil
diselesaikan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan, kebahagian dan
penerimaan dari lingkungan.
Pada masa
remaja ini, tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi guna
menghindari permasalahan-permasalahan remaja adalah sebagai berikut:
1. Mencapai hubungan yang baru dan lebih masak
dengan teman sebaya baik sesama jenis maupun lawan jenis
2.
Mencapai peran sosial maskulin dan feminin
3.
Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya
secara efektif
4. Mencapai kemandirian secara emosional dari
orangtua dan orang dewasa lainnya
5. Mencapai kepastian untuk mandiri secara
ekonomi
6.
Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk
bekerja
7.
Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan
kehidupan keluarga
8.
Mengembangkan kemampuan dan konsep-konsep
intelektual untuk tercapainya kompetensi sebagai warga negara
9.
Menginginkan dan mencapai perilaku yang dapat
dipertanggungjawabkan secara sosial
10. Memperoleh rangkaian
sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku
Tidak semua remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut dengan baik. Menurut Hurlock ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam
memenuhi tugas-tugas tersebut, yaitu:
1. Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang
berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik,
penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilai-nilai.
2. Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul
akibat status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah pencapaian
kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian berdasarkan stereotip yang keliru,
adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh
orangtua.
V.
PENUTUP
Masa
remaja sebagai periode perkembangan yang paling penting bagi individu pada
kenyataannya merupakan suatu periode yang sarat dengan perubahan dan rentan
munculnya masalah. Meskipun
demikian adanya pemahaman
yang baik serta penanganan yang
tepat terhadap remaja
merupakan faktor penting
bagi keberhasilan remaja di
kehidupan selanjutnya, mengingat
masa ini merupakan
masa yang paling menentukan. Selain itu perlu adanya
kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan pihak-pihak
lain yang terkait
agar perkembangan remaja
di bidang pendidikan dan bidang-bidang lainnya dapat
dilalui secara terarah, sehat dan bahagia.
VI.
REFERENSI
Gunarsa, S.D. Psikologi remaja. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1984.
-
Psikologi Perkembangan: Anak dan Remaja.
Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1983.
Hurlock, E.B. Psikolgi Perkembangan Suatu
Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan (Terjemahan oleh Istiwidayanti dan
Soedjarwo). Jakarta : Penerbit
Erlangga, 1991.
Monks, F.J., Knoers, A. M. P., Haditono, S. R. Psikologi perkembangan : Pengantar dalam
berbagai bagiannya (cetakan
ke-7). Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1991.
Nadeak
Wilson. Memahami Anak Remaja, Yogyakarta:
Kanisius, 1991.
Sarwono,
Sarlito W. Psikologi perkembangan, Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2005.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar