Selasa, 18 November 2014

PSIKOLOGI REMAJA AWAL



PSIKOLOGI REMAJA AWAL

I.                   PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa. Berkaitan dengan masa ini, remaja mengalami perkembangan mencapai kematangan fisik, mental, sosial, dan emosional. Masa awal perkembangan remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi dan peralihan. Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih pada sebuah peralihan dari tahap perkembangan sebelumnya ke tahap berikutnya. Artinya, apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa, dan pada masa ini individu mengalami perubahan-perubahan jasmani, kepribadian, intelektual, dan peranan di dalam keluarga maupun di lingkungan. Sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan sebagai konsekuensi dari masa peralihan atau masa transisi ini.

II.                   PERKEMBANGAN  FISIK
Pertumbuhan fisik remaja merupakan pertumbuhan yang paling pesat. Remaja tidak hanya tumbuh dari segi ukuran (semakin tinggi atau semakin besar), tetapi juga mengalami kemajuan secara fungsional, terutama organ seksual atau “pubertas”. hal ini ditandai dengan datangnya menstruasi pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki.
Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinue dan berlangsung dalam periode tertentu. Perubahan ini berkisar hanya pada aspek-aspek fisik individu. Pertumbuhan itu meliputi perubahan yang bersifat internal maupun eksternal. Pertumbuhan internal meliputi perubahan ukuran alat pencernaan makanan, bertambahnya ukuran besar dan berat jantung dan paru-paru, bertambah sempurna sistem kelenjar kelamin, dan berbagai jaringan tubuh. Adapun perubahan eksternal meliputi bertambahnya tinggi badan, bertambahnya lingkar tubuh, perbandingan ukuran panjang dan lebar tubuh, ukuran besarnya organ seks, dan munculnya atau tumbuhnya tanda-tanda kelamin sekunder.
1.             Pertumbuhan Fisik Remaja
a.         Karakteristik Pertumbuhan Fisik
Pesatnya pertumbuhan fisik pada masa remaja seringkali menimbulkan kejutan pada diri remaja. Pakaian yang dimilikinya seringkali menjadi cepat tidak muat dan harus membeli lagi. Terkadang remaja dikejutkan dengan perasaan bahwa tangan dan kakinya terlalu panjang sehingga tidak seimbang dengan besar tubuhnya. Pada remaja putri ada perasaan seolah bahwa tanpa dibayangkan sebelumnya kini buah dadanya membesar. Oleh karena itu, seringkali gerak-gerik remaja menjadi canggung dan tidak bebas.
Pada remaja pria, pertumbuhan lekum menyebabkan suara remaja menjadi parau atau membesar untuk beberapa waktu. Pertumbuhan kelenjar yang mencapai kematangan mulai berproduksi menghasilkan hormon. Akibatnya, remaja mulai merasa tertarik kepada lawan jenisnya. Ketertarikannya yang disebabkan oleh berkembangnya hormon menyebabkan remaja pria mengalami mimpi basah. Pada remaja putri, perkembangan hormon menyebabkan mereka mulai mengalami menstruasi yang seringkali pada pertama kali mengalaminya, menimbulkan kegelisahan.

b.         Perubahan Fisik
Datangnya masa remaja, ditandai oleh adanya perubahan-perubahan fisik, terutama dalam hal perubahan yang menyangkut ukuran tubuh, perubahan proposisi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks primer, dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder. Pertumbuhan yang terjadi pada fisik remaja dapat terjadi melalui perubahan-perubahan, baik internal maupun eksternal.

v  Perubahan Internal
Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari luar. Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Perubahan tersebut adalah:
F  Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-otot di perut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
F  Sistem Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia tujuh belas atau delapan belas, beratnya dua belas kali lebih berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.
F  Sistem Pernafasan
Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia tujuh belas tahun; anak laki-laki mencapat tingkat kematangan baru beberapa tahun kemudian, satu atau dua tahun setelah usia anak perempuan.
F  Sistem Endoktrin
Kegiatan kelenjar kelamin yang meningkat pada masa remaja menyebabkan ketidakseimbangan sementara dari seluruh sistem kelamin pada masa awal remaja. Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran yang matang sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa.
F  Jaringan Tubuh
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia delapan belas tahun. Jaringan selain tulang, khususnya bagi perkembangan otot, terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran yang matang.

v  Perubahan Eksternal
Perubahan dalam tubuh seorang remaja yang mengalami datangnya masa remaja ini terjadi sangat pesat. Perubahan yang terjadi, dapat dilihat pada fisik luar anak. Perubahan tersebut ialah:
F  Tinggi Badan
Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi matang pada usia antara tujuh belas dan delapan belas tahun, rata-rata anak laki-laki kira-kira setahun setelahnya. Perubahan tinggi badan remaja dipengaruhi asupan makanan yang diberikan, pada anak yang diberikan imunisasi pada masa bayi cenderung lebih tinggi dari pada anak yang tidak mendapatkan imunisasi. Anak yang tidak diberikan imunisasi lebih banyak menderita sakit sehingga pertumbuhannya terhambat. 
F  Berat Badan
Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi badan, perubahan berat badan terjadi akibat penyebaran lemak pada bagian- bagian tubuh yang hanya mengandung sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung lemak. Ketidakseimbangan perubahan tinggi badan dengan berat badan menimbulkan ketidakidealan badan anak, jika perubahan tinggi badan lebih cepat dari berat badan, maka bentuk tubuh anak menjadi jangkung (tinggi kurus), sedangkan jika perubahan berat badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan, maka bentuk tubuh anak menjadi gemuk gilik/gembrot (gemuk pendek).
F  Proporsi Tubuh
Berbagai anggota tubuh lambat laun, mencapai perbandingan tubuh yang baik. Ciri tubuh yang kurang proposional pada masa remaja tidak sama untuk seluruh tubuh, ada pula bagian tubuh yang semakin proposional. Ada tiga jenis bentuk tubuh yang menggambarkan keanekaragaman perubahan proposisi tubuh, yaitu endomorfik, mesomorfik dan ektomorfik. Endomorfik banyak lemak sedikit otot (padded). Ektomorfik sedikit lemak sedikit otot (slender). Mesomorfik sedikit lemak banyak otot (muscular).
F  Organ Seks/Ciri Seks Primer
Baik laki-laki maupun perempuan organ seks mengalami ukuran matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian (dewasa).
F  Ciri-ciri Seks Sekunder
Ciri-ciri seks sekunder yang utama, perkembangannya matang pada masa akhir masa remaja. Ciri sekunder tersebut antara lain ditandai dengan tumbunya kumis dan janggut pada laki-laki sedangkan pada wanita ditanda dengan membesarnya payudara.

2.             Pengaruh Pertumbuhan Fisik Terhadap Tingkah Laku
Perubahan fisik hampir selalu dibarengi dengan perubahan perilaku dan sikap. Keadaan ini seringkali menjadi sedikit parah karena sikap orang-orang yang berbeda di sekelilingnya dan sikapnya sendiri dalam menanggapi perubahan fisik itu. Konsisten dengan konsep dasar bahwa individu merupakan satu kesatuan psikofisik yang tidak dapat dipisah-pisahkan, maka pertumbuhan fisik mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku. Dalam masa remaja, perubahan yang terjadi sangat mencolok dan jelas sehingga dapat mengganggu keseimbangan yang sebelumnya sudah terbentuk. Perilaku mereka mendadak menjadi sulit diduga dan seringkali agak melawan norma sosial yang berlaku.
Seberapa jauh perubahan pada masa remaja akan mempengaruhi perilaku sebagaian besar tergantung pada kemampuan dan kemauan anak remaja untuk mengungkapkan keprihatinan dan kecemasannya kepada orang lain sehingga dengan begitu ia dapat memperoleh pandangan baru dan yang lebih baik.  Reaksi efektif terhadap perubahan tersebut ditentukan pula oleh kemampuan untuk berkomunikasi. Karena berkomunikasi merupakan cara untuk mengatasi kecemasan yang selalu disertai tekanan.
Perubahan pada masa remaja sering mempengaruhi sikap dan perilakunya yaitu:
·         Ingin menyendiri
·         Bosan
·         Inkoordinasi
·         Antagonis Sosial
·         Emosi yang meninggi
·         Hilangnya Kepercayaan Diri
·         Terlalu sederhana

3.             Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik individu, yaitu:
a)         Faktor Internal
F  Sifat Jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya
Anak cenderung dapat lebih tinggi atau panjang dari anak lainnya jika ayah dan ibunya atau kakeknya bertubuh tinggi dan panjang, begitupun sebaliknya.
F  Kematangan
Pertumbuhan fisik seolah-olah seperti sudah direncanakan oleh faktor kematangan. Meskipun anak itu diberi makanan yang bergizi, tetapi kalau saat kematangan belum sampai, pertumbuhan itu tetap seperti tertangguhkan.
b)        Faktor Eksternal
F  Kesehatan
Anak yang sering sakit-sakitan pertumbuhan fisiknya akan terhambat, sebaliknya anak yang sehat akan lebih bagus pertumbuhannya.
F  Makanan
Anak yang kurang gizi pertumbuhannya akan terhambat, sebaliknya yang cukup gizi pertumbuhannya akan lancar.
F  Stimulasi lingkungan
Individu yang tubuhnya sering dilatih untuk meningkatkan percepatan pertumbuhannya akan berbeda dengan yang tidak pernah mendapat latihan.

III.                   PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahas.Kematangan kognitif yang terjadi pada masa remaja, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak.
Seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
Tahap formal operations adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi konkret yang hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis. Remaja sudah mampu memikirkan suatu situasi yang masih berupa rencana atau suatu bayangan. Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang dapat membahayakan dirinya.
Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi tentang sesuatu, dimana mereka sudah mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk berpikir lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan.
Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang belum sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir egosentrisme. Yang dimaksud dengan egosentrisme di sini adalah “ketidakmampuan melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain”. Hal ini juga diungkapkan sebagai salah satu bentuk cara berpikir egosentrisme yang dikenal dengan istilah personal fabel
 “Personal fable adalah keyakinan remaja bahwa diri mereka unik dan tidak terpengaruh oleh hukum alam. Belief egosentrik ini mendorong perilaku merusak diri [self-destructive] oleh remaja yang berpikir bahwa diri mereka secara magis terlindung dari bahaya. Misalnya seorang remaja putri berpikir bahwa dirinya tidak mungkin hamil [karena perilaku seksual yang dilakukannya], atau seorang remaja pria berpikir bahwa ia tidak akan sampai meninggal dunia di jalan raya [saat mengendarai mobil], atau remaja yang mencoba-coba obat terlarang [drugs] berpikir bahwa ia tidak akan mengalami kecanduan. Remaja biasanya menganggap bahwa hal-hal itu hanya terjadi pada orang lain, bukan pada dirinya”.

IV.                   PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Salah  satu  tugas  perkembangan  yang  paling  sulit  pada  masa  remaja  adalah penyesuaian  sosial.  Pada  masa  ini  remaja  paling  banyak  menghabiskan  waktu  mereka  di  luar  rumah bersama dengan teman sebaya mereka, sehingga bisa difahami apabila teman sebaya sangat  berpengaruh  terhadap  sikap,  cara  bicara,  minat,  penampilan,  dan  perilaku remaja.  Perubahan  dalam  perilaku  sosial  terlihat  dengan  adanya  perubahan  dalam  sikap dan  perilaku  dalam  relasi  heteroseksual,  mereka  yang  tadinya  tidak  menyukai keterlibatan  lawan  jenis  menjadi  menyukai  pertemanan  dengan  lawan  jenis.    Secara umum  dapat  dikatakan  bahwa  minat  terhadap  lawan  jenis  meningkat.  Selain  itu, perubahan  sosial  yang  terjadi  dengan  adanya  nilai-nilai  baru  dalam  memilih  teman, dimana  sekarang  remaja  lebih  memilih  yang  memiliki  minat  dan  nilai-nilai  yang sama,  bisa  memahami  dan  membuat  merasa  aman,  dapat  dipercaya  dan  bisa  diskusi mengenai hal-hal yang tidak bisa dibicarakan dengan guru atau orang tua. Pada masa ini  pun  remaja  memiliki  keinginan  untuk  tampil  sebagai  seorang  yang  populer  dan disukai oleh lingkungannya.

1)        Pencarian  Identitas
Pencarian  identitas yang didefinisikan Erickson  sebagai konsepsi  koheren  diri, terdiri  dari  tujuan, nilai, dan  keyakinan  yang dipercayai  sepenuhnya  oleh  orang yang bersangkutan,  yang  menjadi fokus  selama  masa  remaja.
F ldentitas - Kekacauan ldentitas
Di mana  remaja  mencoba  mengembangkan  pemahaman  diri  yang koheren  termaksud  peran  yang akan ia jalani di masyarakat.
F Status  ldentitas - Krisis  dan Komitmen
Status  identitas,  istilah  dari Marcia  untuk kondisi  perkembangan  diri yang bergantung  pada ada atau tidaknya  krisis dan  komitmen -Macia  membedakan  empat  tipe status  identitas, yaitu:
·         Identity  achievement, status  identitas yang ditandai oleh  komitmen  untuk  menjalani berbagai  pilihan yang dibuat setelah  krisis,  periode  yag dijalani dengan  mengekplorasi pilihan-pilihan.
·         Foreclosure,  status  identitas dimana  seseorang  tidak  menghabiskan  waktunya  untuk mempertimbangkan  berbagai  altematif (yang  tidak  pernah  berada dalam krisis)  dan komitmen  untuk  menjalani  rencana  orang lain  untuk hidupnya.
·         Moratorium, status  identitas saat seseorang mempertimbangkan berbagai  altematif dalam krisis)  dan tampa knya  akan menjalani komitmen.
·         ldentity  diffusion,  status  identitas yang ditandai dengan  ketiadaan  komitmen  dan kurangnya pertimbangan serius  terhadap berbagai  alternatif.

2)        Perbedaan  Gender  dalam Pembentukan  ldentitas
Perbedaan  gender  dalam pembentukan identitas lebih  di lihat pada harga  diri antara laki-laki  dan perempuan.  Harga  diri laki-laki  berhubungan  dengan  usaha  untuk meraih  pencapaian  individual, otonomi dan kompetisi. Sedangkan  harga diri perempuan  lebih  bergantung  pada hubungan  dengan orang  lain: menangani  tanggung  jawab,  serta  kemampuan  mereka  untuk merawat orang  lain dan juga diri mereka  sendiri.

3)        Faktor  Etnik dan  Pembentukan  Ldentitas
Empat tahapan  dari identitas  etnik berdasarkan  status  dari identitas marcia:
F  Diffuse,  tidak sama  sekali melakukan  eksplorasi  mengenai  suku  bangsanya dan tidak memahami  secara  jelas  isu-isu  yang  terkait.
F  Foreclose, sedikit  atau  tidak sama  sekali melakukan  ekplorasi  mengenai  suku bangsanya tetapi memiliki  perasaan yang  jelas mengenai  suku bangsanya.
F  Moratorium,  mulai  rnengekplorasi  suku bangsanya tetapi  bingung mengenai  makna  bagi dirinya.
F  Achieved,  telah  melakukan  ekplorasi  suku bangsanya dan mernahami  serta rnenerima suku bangsanya.

4)        Orientasi Seksual  dan  ldentitas
orientasi  seksual  seseorang biasanya menjadi  isu yang penting: apakah  orang  tersebut  secara konsisten  tertarik pada lawan  jenis  (heterosekual),  pada sesama  jenis  (homoseksual),  atau kedua jenis kelamin  (biseksual).


5)        Hubungan  dengan  Keluarga, Teman Sebaya,  dan  Orang Dewasa
Usia  menjadi  hal  kuat  yang mengikat  pada masa  remaja. Remaja  menghabiskan  lebih  banyak  waktu bersama  teman sebaya  dan lebih  sedikit  dengan keluarga.  Akan  tetapi  sebagian besar nilai-nilai dasar remaia  tetap  lebih dekat dengan  nilai-nilai orang  tua  mereka.  remaja yang paling  merasa aman  memiliki  hubungan  yang  kuat dan penuh  dukungan  dari  orangtua  yang memahami cara remaja  melihat diri mereka  sendiri,  mendorong  mereka  untuk bisa  mencapai  kemandirian dan meyediakan  ternpat  aman  di saat  remaja  mengalami  tekanan emosi.

6)        Remaja dan Keluarga
F  Remaja dan Orang  tua
Hubungan  antara remaja  dan orang  tua  dipengaruhi oleh situasi  kehidupan  orang tua itu sendiri-pekerjaan,  dan status  sosial  ekonomi.
F  Konflik Keluarga
Konflik  keluarga  dapat muncul  karena kecepatan  pertumbuhan  remaja untuk mendapatkan kemandirian'  Perdebatan  sehari-hari  seperti  tugas  dirumah,  pakaian, uang,  dll merupakin isu  yang kecil  yang akan mengarah  pada hal*ral  yang  lebih serius  misalnya  seks,  narkoba,  dll. Tingkat  dari putusnya  hubungan  keluarga  bepusat  pada kepribadian remaja  dan perlakuan  orang tua terhadap rernaja.
F  Gaya  Pengasuhan
Gaya  pengasuhan  yang  dipilih  oleh  para orang tua dalam  mendidik dan  membesarkan  anaknya sangat berpengaruh  dalam  pertumbuhan anak, khususnya  bagi  anak remaja.  Dan apahrila orang  tua dalam  mengasuh  anaknya sangatlah  ketat,  terkadang  juga  dapat  membuat  anak mencari  dukungan dan  penerimaan  dari teman  sebaya  dengan  segala  cara.
F  Struktur  Keluarga,  Pekeriaan  lbu, dan  Tekanan  Ekonomi
Banyak  faktor  yang  mempengaruhi perkembangan  anak pada  tahap ini seperti  tidak memiliki seorang  ayah, orang  tua tinggal  bersama tanpa menikah,  dan orang tua yang  bekerja  di luar rumah. Dampak  yang sangat  mempengaruhi psikologis  anak yaitu perceraian  dari orang tua mereka.
F  Remaja dan Saudara  Kandung
Remaja kurang  dekat dengan  saudara  kandung  dibandingkan  dengan orangtua dan  teman.  Saudara kandung  yang lebih tua  cendrung  memiliki  perasaan yang berbeda  tentang  perubahan  hubungan mereka.  saat  saudara  yang lebih  muda  beranjak  dewasa,  saudara yang lebih tua  melihatnya menjadi asetif  sebagai gangguan.

4.             Remaja Dan Permasalahannya
Sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja, mereka juga dihadapkan pada masalah-masalah yang berbeda dari tugas pada masa kanak-kanak. Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa remaja, individu memiliki masalah-masalah perkembangan yang harus diselesaikan. Apabila masalah-masalah tersebut berhasil diselesaikan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan, kebahagian dan penerimaan dari lingkungan.
Pada masa remaja ini, tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi guna menghindari permasalahan-permasalahan remaja adalah sebagai berikut:
1.      Mencapai hubungan yang baru dan lebih masak dengan teman sebaya baik sesama jenis maupun lawan jenis
2.      Mencapai peran sosial maskulin dan feminin
3.      Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif
4.      Mencapai kemandirian secara emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya
5.      Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi
6.      Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja
7.      Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan keluarga
8.      Mengembangkan kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk tercapainya kompetensi sebagai warga negara
9.      Menginginkan dan mencapai perilaku yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial
10.  Memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku

Tidak semua remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut dengan baik. Menurut Hurlock  ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam memenuhi tugas-tugas tersebut, yaitu:
1.      Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilai-nilai.
2.      Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh orangtua.

V.                   PENUTUP
Masa remaja sebagai periode perkembangan yang paling penting bagi individu pada kenyataannya merupakan suatu periode yang sarat dengan perubahan dan rentan munculnya  masalah.  Meskipun  demikian  adanya  pemahaman  yang  baik  serta penanganan  yang  tepat  terhadap  remaja  merupakan  faktor  penting  bagi  keberhasilan remaja  di  kehidupan  selanjutnya,  mengingat  masa  ini  merupakan  masa  yang  paling menentukan. Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan  pihak-pihak  lain  yang  terkait  agar  perkembangan  remaja  di  bidang  pendidikan dan bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia.     

VI.                   REFERENSI
Gunarsa, S.D. Psikologi remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1984.
-          Psikologi Perkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1983.
Hurlock, E.B. Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan (Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta : Penerbit
Erlangga, 1991.
Monks, F.J., Knoers, A. M. P., Haditono, S. R. Psikologi perkembangan : Pengantar dalam
            berbagai bagiannya (cetakan ke-7). Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1991.
Nadeak Wilson. Memahami Anak Remaja, Yogyakarta: Kanisius, 1991.
Sarwono, Sarlito W. Psikologi perkembangan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar