Selasa, 18 November 2014

RITUS INISIASI KARAPAO SUKU KAMORO



RITUS INISIASI KARAPAO SUKU KAMORO

Karapao adalah sebuah ritus inisiasi pendewasaan sosial-religius putra-putri Kamoro. Karapao menunjuk pada nama keempat rumah dalam mitos Uwao Nani yakni tauri kame, kaware kame, kewa kame, dan ema kame. Inisiasi Karapao berarati memasukkan seseorang atau beberapa orang dari anggota masyrakat atau suku ke dalam kelompoknya, sehingga mereka diterima secara sah sebagai bakal calon Karapao. Melalui Karapao seseorang atau kelompok orang Kamoro pun dimasukkan ke dalam stuktur sosial trdisional yakni melalui tapena, tauroko dan karapao.
Ritus inisiasi Karapao terdiri dari rangkaian upacara yang berkisar pada tiga upacara pokok yakni: Tapena, Tauroko dan Karapao. Namun dalam penulisan ini, penulis mencoba membatasi diri pada upacara Karapao. Dalam ritus inisiasi Karapao terdapat tiga tahapan dasar yakni:
1.           Tahap Persiapan Karapao
a.       Pembuatan cawat (tauri apoka)
Tauri tapoka adalah tahap pembuatan cawat bagi para inisian yang telah mengikuti tapena. Bahan dasar dari cawat ialah janur pohon sagu.
b.      Pemanggilan roh sagu (amata), roh ikan (erekata), dan roh babi (oo ta)
Amata adalah tindakkan magis yang mendramatisir kehidupan dunia sagu, dengan cara mendatangkan roh-roh leluhur yang mempunyai otepa sagu dalam setiap klen. Erekata berarti tindakan magis yang mendramatisir kehidupan dunia ikan dengan cara mendatangkan roh-roh leluhur yang mempunyai otepa ikan. Sedangkan oota adalah adalah magis yang mendramatisir kehidupan dunia babi dengan cara mendatangkan roh-roh leluhur yang ber-otepa babi.
c.       Perbaikan sarana berburu dan acara pesta babi (yaku eme/urna pipir dan oo bupuri/oo karapao)
Yaku eme/urna pipir ialah tahap pemeriksaan, perbaikan, dan persiapan sarana berburu. Sarana utama yang selalu dipakai ialah tombak (urna), busur dan anak panah (teare/tepere). Oo bupuri adalah pesta babi yang ditandai dengan tindakkan penghamburan kapur putih. Tindakan penghamburan kapur putih dalam acara pesta bagi merupakan ritual persembahan bagi para inisian dalam ritus inisiasi Karapao.

2.             TAHAP PELAKSANAAN KARAPAO
a.       Merias tubuh para inisian (koo bayakometa)
koo bayakometa adalah tindakkan mendandani tubuh para inisian dalam pesta inisiasi Karapao. Sarana-sarana yang digunakan untuk merias tubuh mereka ialah cawat, burung Cendrawasi (yaomako), bulu burung Kasuari, kalung leher (kamuri eke). Bahan perias lainnya berupa alat-alat kosmetik tradisional ialah kapur putih, merah, hitam dan sejumlah pewarna lainnya. Kegiatan tersebut berlangsung di dalam rumah adat.
b.      Pemakaian cawat (tauri mambuta)
Tauri mambuta adalah acara pemasangan tauri pada tubuh (pinggang) para inisian.
c.       Pemecahan siput di atas pundak para inisian (omapoko bapokkomanimeta)
omapoko bapokkomanimeta adalah suatu tindakkan ritual denga cara memecah-mecahkan siput pada pundak setiap inisian. Pemecahan ini dilakukan oleh setiap ipar laki-laki dari setiap inisian. Kegiatan tersebut dilakukan bersamaan dengan ritus pertama dan kedua di depan rumah adat.
d.      Pengenalan masal identitas diri para inisian
Tahap ini diawali denga pelemparan kapur putih. Tindakkan tersebut menandakan bahwa para inisian bernasar untuk siap menerima identitas baru yakni dari sebelumnya yang anonim menjadi pribadi-pribadi yang matang (dewasa).
e.       Berdiri di atas setiap tumang sagu raja (ameta baekauketa)
Tahap ini terdiri dari dua acara yakni: pertama, setiap inisian akan berdiri diatas sagu raja; kedua, pembagian sagu raja dan sagu bungkus (onaki).
f.       Pelepasan busana adat inisiasi
Tahap ini merupakan tahap akhir di mana para inisian secara resmi dapat menanggalkan busana adat inisiasi. Tindakkan ini menandakkan secara resmi telah menjadi anggota masyarakat dalam sturuktur sosial adat kamoro.

3.             TAHAP AKHIR KARAPAO
a.       Pemeriksaan sisa perangkap babi hutan
Pada tahap ini, daging babi yang diperoleh akan dibagikan kepada kelompok satu generasi atau kerabat dekat. Tujuan dari tahap ini yakni sebagai peristiwa regenerasi kekerabatan dalam masyarakat.
b.      Penjodohan
Pada tahap ini berlangsung acara tawar-menawar calon pasangan muda-mudi yang dilakukan oleh paman pria dan wanita.
c.       Penutupan ritus inisiasi Karapao (ipae bataurakemeta)
Ipae bataurakemeta adalah acara pemotongan tokong sebagai lambang bahwa ritus inisiasi Karapao secara resmi ditutup.

Referensi :
Ikkitaro, Yoseph. “Ritus Inisiasi Karapao Suku Kamoro Dan Relevansinya Bagi Ritus Sakramen Inisiasi Kristen.” Skripsi tidak diterbitkan. Sekolah Tinggi Filsafat   Teologi-Fajar Timur, Jayapura, 2004.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar